MAKALAH
PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH
DOSEN :
DR H DIDIT SUPRIYADI ,SE ,MM
Dibuat Oleh :
DICKY
RAMADHAN 16120043
PROGRAM
MAKUL PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI STIE PERTIWI
S1 MANAJEMEN
Jl. NIAGA RAYA KAV. AA3, RUKO CBD JABABEKA BLOK G/6-7
CIKARANG UTARA,BEKASI,JAWA
BARAT
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan
nikmat kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Dengan judul yang kami bahas pada makalah kali ini mengenai
“Pembangunan Ekonomi Daerah”.
Dalam
pembuatan makalah ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak, baik dari teman
- teman, keluarga, maupun dosen yang dengan setia memberi masukan yang sangat
berharga bagi terciptanya makalah ini.
Kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT, Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
sebagai manusia biasa kita tidak lepas dari kesalahan, maka dari itu kami mohon
dukungan dari berbagai pihak demi kebaikan kedepannya.
Demikianlah
makalah ini kami buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk membaca kami
ucapkan terima kasih.
Bekasi, 13 Januari 2019
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................
DAFTAR
ISI..............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN........................................................................................
1.1. Latar Belakang................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN........................................................................................
2.1 . Pengertian Pembangunan
Ekonomi Daerah.......................................
2.2 . Teori
Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah...................
2.3 . Paradigma
Baru Teori Pembangunan Daerah....................................
2.4 . Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Daerah....................................
2.5 . Tahap-Tahap
Perencanaan Pembangunan Daerah..............................
2.6 . Pemerintah
Daerah Dalam Proses Pembangunan Ekonomi Daerah....
BAB
III
PENUTUP.................................................................................................
3.1 .
Kesimpulan.....................................................................................
3.2 .
Saran..............................................................................................
SUMBER
REFERENSI..............................................................................
BAB I
Pembangunan Daerah merupakan suatu usaha yang sistematik dari berbagai
pelaku, baik umum, pemerintah, swasta, maupun kelompok masyarakat lainnya pada
tingkatan yang berbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan
aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya sehingga peluang baru
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara
berkelanjutan. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
§ Secara terus menerus
menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah.
§ Merumuskan tujuan dan
kebijakan pembangunan daerah.
§ Menyusun konsep
strategi bagi pemecahan masalah (solusi).
§ Melaksanakannya dengan
menggunakan sumber daya yang tesedia
Tujuan Pembangunan
Daerah
§ Mengurangi disparsi
atau ketimpangan pembangunan antara daerah dan sub daerah serta antara warga
masyarakat (pemerataan dan keadilan).
§ Memberdayakan
masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
§ Menciptakan lapangan
kerja.
§ Meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.
§ Mempertahankan atau
menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan
generasi berkelanjutan.
Masalah Pembangunan
Daerah di Negara Berkembang
§ Sistem pertanian yang
masih tradisional.
§ Kurangnya dana modal
dan modal fiskal.
§ Peranan tenaga
terampil dan berpendidikan.
§ Pesatnya perkembangan
penduduk
Kebijakan Mempercepat
Pembangunan
§ Kebijakan diversifasi
kegiatan ekonomi.
§ Mengembangkan
infrastruktur.
§ Meningkatkan tabungan
dan investasi.
§ Meningkatkan taraf
pendidikan masyarakat.
§ Mengembangkan institusi
yang mendorong pembangunan.
§ Merumuskan dan
melaksanakan perencanaan ekonomi
Setelah membicarakan tentang pembangunan daerah, berhubung tujuan tulisan
ini adalah melaksanakan tugas softskill mengenai perekonomian indonesia, maka
saya akan membahas mengenai pembangunan daerah dalam segi perekonomian.
I.
Pengertian pembangunan ekonomi daerah.
II.
Teori pertumbuhan dan pembangunan daerah.
III.
Paragdima baru teori pembangunan daerah.
IV.
Perencanaan pembangunan daerah.
V.
Tahap-tahap perencanaan pembangunan daerah.
VI.
Peran pemerintah dalam pembangunan daerah.
Masyarakatnya mengelola sumber
daya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah
tersebut.
Suatu daerah ditinjau dari aspek
ekonomi, mempunyai 3 pengertian yaitu :
I.
Suatu daerah dianggap sebagai ruang dimana kegiatan ekonomi terjadi
di dalam berbagai pelosok ruang tersebut terdapat sifat-sifat yang
sama seperti segi pendapatan perkapitanya, sosial budaya, geografisnya
dsb. Daerah ini disebut daerah homogen.
II.
Suatu daerah dianggap sebagai suatu ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu
atau beberapa pusat kegiatan ekonomi daerah. Daerah ini disebut daerah
nodal.
III.
Suatu daerah adalah suatu ekonomi ruang yang berada dibawah suatu
administrasi tertentu seperti satu propinsi, kabupaten, kecamatan dsb
didasarkan pada pembagian administratif suatu negara. Daerah ini disebut daerah
perencanaan atau daerah administrasi.
Pembangunan ekonomi daerah adalah: suatu
proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan
membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta
untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan
kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut.
Masalah pokok dalam pembangunan daerah
adalah terletak pada penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berdasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan (endogenous development)
dengan menggunakan potensi sumberdaya manusia, kelembagaan, dan sumberdaya
fisik secara lokal (daerah). Orientasi ini mengarahkan kita kepada pengambilan
inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut dalam proses pembangunan
untuk menciptakan kesempatan kerja baru dan merangsang kegiatan ekonomi.
Pembangunan ekonomi daerah suatu proses
yaitu proses yang mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan
industri-industri alternatif, perbaikam kapasitas tenaga kerja yang ada untuk
menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru,
alih ilmu pemngetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahan baru.
Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk
masyarakat daerah. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah
dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan
daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta daerah beserta partisipasi
masyarakatnya dan dengan dengan menggunakan sumberdaya yang ada harus menafsir
potensi sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian
daerah.
2.2. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah
Pada hakekatnya, inti dari teori-teori
pertumbuhan tersebut berkisar pada dua hal yaitu : pembahasan yang berkisar
tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu daerah dan
teori-teori yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan
ekonomi suatu daerah tertentu.
Teori Ekonomi Neo Klasik
Teori ini memberikan 2 konsep pokok
dalam pembangunan ekonomi daerah yaitu keseimbangan (equilibirium) dan
mobilitas faktor produksi. Artinya, sistem perekonomian akan mencapai
keseimbangan alamiahnya jika modal bisa mengalir tanpa restriksi (pembatasan).
Oleh karena itu, modal akan mengalir dari daerah yang berupah tinggi menuju ke
daerah yang berupah rendah.
Teori Basis Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa faktor
penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah berhubungan langsung
dengan permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah. Kelemahan model ini
adalah bahwa model ini didasarkan pada permintaan eksternal bukan internal.
Pada akhirnya aklan menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi terhadap
kekuatan-kekuatan pasar secara nasional maupun global.
Teori Lokasi
Para ekonomi regional sering mengatakan
bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan daerah yaitu lokasi, lokasi,
dan lokasi! Pernyataan tersebut sangat masuk akal jika dikaitkan dengan
pengembangan kawasan industri. Perusahaan cenderung untuk meminimumkan biaya-biayanya
dengan cara memilih lokasi yang memaksimumkan peluangnya untuk mendekati pasar.
Keterbatasan dari teori ini pada saat sekarang adalah bahwa teknologi dan
komunikasi modern telah mengubah signifikan suatu lokasi tertentu untuk
kegiatan produksi dan distribusi barang.
Teori Tempat Sentral
Setiap tempat sentral didukung oleh
sejumlah tempat yang lebih kecil yang menyediakan sumber daya (industri dan
bahan baku). Tempat sentral tersebut merupakan suatu pemukiman yang mneyediakan
jasa-jasa bagi penduduk daerah yang mendukungnya.
Model Daya Tarik
Teori daya tarik industri adalah model
pembanguna ekonomi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Teori ekonomi
yang medasarinya adalah bahwa suatu masyarakat dapat memperbaiki posisi
pasarnya terhadap industrialis melalui pemberian subsidi dan insentif.
2.3. Paradigma Baru Teori Pembangunan Daerah
KOMPONEN
|
KONSEP
LAMA
|
KONSEP
BARU
|
Kesempatan Kerja
|
Semakin banyak perusahaan semakin banyak peluang
kerja
|
Perusahaan harus mengembangkan pekerjaan yang sesuai
dengan kondisi penduduk daerah
|
Basis Pembangunan
|
Pengembangan sektor ekonomi
|
Pengembangan lembaga-lemabaga ekonomi baru
|
Aset-aset Lokasi
|
Keunggulan komparatif didasarkan pada aset fisik
|
Keunggulan kompetitif didasarkan pada kualitas
lingkungan
|
Sumberdaya pengetahuan
|
Ketersediaan Angkat kerja
|
Pengetahuan sebagai pembangkit ekonomi
|
Perencanaan pembangunan ekonomi daerah
bisa dianggap sebagai perencanaan untuk memperbaiki penggunaan sumberdaya
publik yang tersedia didaerah tersebut dan untuk memperbaiki kapasitas sektor
swasta dalam menciptakan nilai sumberdaya swasta secara bertanggung jawab.
Pembangunan ekonomi yang efisien
membutuhkan secara seimbang perencanaan yang lebih teliti mengenai penggunaan
sumber daya publik dan sektor swasta : petani, pengusaha kecil, koperasi,
pengusaha besar, organisasi sosial harus mempunyai peran dalam proses
perencanaan.
Ada tiga impilikasi pokok dari
perencanaan pembangunan ekonomi daerah:
I.
Perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman
tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah
tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya,
dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.
II.
Sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah
dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.
III.
Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah, misalnya
administrasi, proses pengambilan keputusan, otoritas biasanya sangat berbeda
pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu,
derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut.Oleh
karena itu perencanaan darah yang efektif harus bisa membedakan apa yang
seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumber
daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai, dan mengambil
manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena
kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan.
Strategi pembangunan ekonomi di masa
lalu telah mengubah struktur ekonomi secara mengesankan dan mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Namun, perubahan struktur ekonomi ini
hanya terjadi pada level nasional, sedangkan pada level daerah secara agregat
relatif stagnan, terutama daerah-daerah di laur pulau Jawa. Ini berarti bahwa
peranan dan partisipasi daerah dalam pembangunan ekonomi nasional belum
optimal.
Untuk meningkatkan
peranan dan partisipasi daerah dalam pembangunan ekonomi nasional, tidak ada
cara lain selain daripada membangun perekonomian daerah dengan menerapkan
Strategi Agroindustri Berorientasi Ekspor di seluruh wilayah Indonesia.
Pemerintah pusat perlu
memberikan dukungan secara serius dengan menerapkan Strategi Promosi Ekspor
Berbasis Agribisnis. Hal ini menuntut adanya penataan ulang kelembagaan yang
ada saat ini, yang salah satu diantaranya adalah reorganisasi Departemen Pertanian,
Departemen Kehutanan, dan Departemen Kelautan dan Perikanan menjadi Departemen
Agribisnis Pertanian, Departemen Agribisnis Kehutanan, dan Departemen
Agribisnis Kelautan dan Perikanan. Jika Strategi Promosi Ekspor Berbasis
Agribisnis berjalan dengan baik, maka seluruh daerah akan memberikan
konstribusi secara optimal terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, mengurangi
kesenjangan ekonomi antar daerah, mengurangi pengangguran, serta mengurangi
tingkat kemiskinan.
2.5. Tahap-Tahap
Perencanaan Pembangunan Daerah
Menurut Blakely (1989), ada
6 tahap dalam proses perencanaan pembangunan ekonomi daerah yaitu:
TAHAP
|
KEGIATAN
|
I
|
Pengumpulan
dan Analisis Data
Ø
Penentuan Basis Ekonomi
Ø
Analisis Struktur Tenaga Kerja
Ø
Evaluasi Kebutuhan Tenaga Kerja
Ø
Analisis Peluang dan Kendala Pembangunan
Ø
Analisis Kapasitas Kelembagaan
|
II
|
Pemilihan
Strategi Pembangunan Daerah
Ø
Penentuan Tujuan dna Kriteria
Ø
Penentuan Kemungkinan-kemungkinan Tindakan
Ø
Penyusunan Strategi
|
III
|
Pemilihan
Proyek-proyek Pembangunan
Ø
Identifikasi Proyek
Ø
Penilaian Viabilitas Proyek
|
IV
|
Pembuatan
Rencana Tindakan
Ø
Prapenilaian Hasil Proyek
Ø
Pengembangan Input Proyek
Ø
Penentuan Alternatif Sumber Pembiayaan
Ø
Identifikasi Struktur Proyek
|
V
|
Penentuan
Rincian Proyek
Ø
Pelaksanaan Studi Kelayakan Secara Rinci
Ø
Penyiapan Rencana Usaha (Busisness Plan)
Ø
Pengemabangan, Monitoring dan Pengevaluasian Program
|
Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah
daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu :
1. Entrepreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk
menjalankan suatu usaha bisnis seperti BUMD yan harus dikelola lebih baik
sehingga secara ekonomis menguntungkan.
2. Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau
mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan didaerahnya. Dalam peranya
sebagia koordinator, pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga-lembaga
pemerintah lainnya, dunia usaha dan masyarakat dalam penyusunan sasaran-sa\saran
konsistensi pembangunan daerah dengan nasional (pusat) dan menjamin bahwa
perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.
3. Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat
pembangunan melalui perbaikan lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat
proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah
(zoning) yang lebih baik.
4. Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstumulasi
penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan-tindakan khusus yang akan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan
menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut.
I. Pembangunan ekonomi
masa lalu telah menimbulkan kesenjangan ekonomi antar daerah semakin melebar.
Konsentrasi industrialisasi di beberapa daerah di pulau Jawa ternyata tidak
mampu menarik/menghela (driven) ekonomi daerah-daerah lain (sebagai periphery)
ke arah yang lebih maju. . Bahkan membuat kesenjanganekonomi antar daerah
semakin melebar.
II. peribahan struktur
ekonomi nasional pada masa lalu tidak mengakar pada perekonomian
daerah,terutama daerah luar-luar jawa.Ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi
nasional sebagai buah dari perubahan struktur ekonomi
nasional tidak dikontribusikan secara optimal oleh
perekonomian daerah.
III. Untuk meningkatkan
peranan daerah terhadap pertumbuhan ekonomi nasional perlu
ikhtiar yang sungguh-sungguh dan sistimatis melalui penerapan
strategi agroindustri berorientasi ekspor ditingkat daerah dan strategi promosi
ekspor berbasis agrobisnis ditingkat pusat.
IV. Untuk mendukung keberlangsungan
strategi promosi ekspor berbasis agrobisnis
diperlukan adanya reorganisasi pada departemen
teknis, yakni
mengintegrgrasikan subsistem-subsistem agribisnis
kedalam devartemenrt yang relevan.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang perlu
ditambah dan diperbaiki. Untuk itu penulis
mengharapkan inspirasi dari para pembaca dalam hal membantu menyempurnakan
makalah ini. Untuk terakhir kalinya penulis berharap agar dengan hadirnya
makalah ini akan memberikan sebuah perubahan khususnya dunia pendidikan.
sobatbaru.blogspot.com
junaidichaniago.wordpress.com
Mau internetan tapi menghasilkan uang? silahkan gabung ke https://join-adf.ly/21147763
BalasHapus