MAKALAH
AKUNTANSI BALANCED SCORECARD
DOSEN :
Dedy Ariamansyah ,SE
Dibuat Oleh :
DICKY RAMADHAN 16120043
PROGRAM
MAKUL AKUNTANSI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI STIE PERTIWI
S1 MANAJEMEN
Jl. NIAGA RAYA KAV. AA3, RUKO CBD JABABEKA BLOK
G/6-7
CIKARANG UTARA,BEKASI,JAWA BARAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmat dan nikmat
kesempatan sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dengan judul yang kami bahas pada makalah kali ini mengenai “Akuntansi Balanced
Scorecard”.
Dalam pembuatan makalah
ini tidak jauh dari dukungan berbagai pihak, baik dari teman - teman, keluarga,
maupun dosen yang dengan setia memberi masukan yang sangat berharga bagi
terciptanya makalah ini.
Kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT, Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena sebagai
manusia biasa kita tidak lepas dari kesalahan, maka dari itu kami mohon
dukungan dari berbagai pihak demi kebaikan kedepannya.
Demikianlah makalah ini
kami buat, atas perhatian dan kesempatannya untuk membaca kami ucapkan terima
kasih.
Bekasi, 06 Desember 2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................
DAFTAR
ISI..............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN......................................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN........................................................................................
A.
AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN....................................
B.
AKUNTANSI MANAJEMEN..........................................................
C.
ANALISIS NILAI
PROSES..............................................................
D.
PELAPORAN TREND.....................................................................
E.
PERANAN STANDAR
KAIZEN......................................................
F.
BENCHMARKING..........................................................................
G.
MANAJEMEN
KAPASITAS AKTIVITAS.......................................
H.
PENGHITUNGAN
ANGGARAN BIAYA DAUR ULANG...............
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem Akuntansi Manajemen adalah sistem informasi
yang menghasilkan keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan
berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu manajemen.
Proses adalah inti dari suatu sistem informasi akuntansi manajemen dan
penggunaan untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang memenuhi tujuan suatu
sistem.
Sistem informasi akuntansi manajemen mempunyai tiga
tujuan umum yaitu menyediakan informasi yang dipergunakan dalam penghitungan
harga pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen, menyediakan
informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan
perbaikan berkelanjutan, menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi akuntasi manajemen berperan penting
dalam mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan penghargaan yang
akan diterima oleh individu. Peranan ini disebut sebagai akuntansi pertanggung
jawaban dan merupakan alat fundamental dari pengendalian manajerial.
Ada empat elemen pada model akuntansi pertanggung jawaban
yaitu menugaskan tanggung jawab, membuat
ukuran kinerja criteria, mengevaluasi kinerja, memberikan penghargaan yang
bertujuan untuk mempengaruhi prilaku sehingga inisiatif individu dan
organisasional sejalan untuk mencapai suatu tujuan umum.
Akuntansi manajemen memberikan tiga jenis akuntansi
pertanggung jawaban yaitu berdasarkan fungsional, berdasarkan aktifitas dan
berdasarkan strategi. Sistem akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan
fungsional menugaskan tanggung jawab pada unit organisasional dan menyatakan
ukuran kinerja berdasarkan faktor keuangan, hal ini menekankan persfektif
keuangan.
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktifitas, di
pihak lain adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban yang dikembangkan bagi
para perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang terus menerus menuntut
perbaikan. dan akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktifitas menempatkan
tanggung jawab pada proses dan menggunakan ukuran kinerja keuangan dan non
keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
1.
Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Sistem akuntansi manajemen berperan penting dalam
mengukur tindakan dan hasil serta dalam mendefinisikan penghargaan yang akan
diterima oleh para individu. Peranan ini disebut sebagai akuntansi pertanggungjawaban
dan merupakan alat fundamental dari pengendalian manajerial.
Ada
4 elemen pada model akuntansi pertanggungjawaban, yaitu
a. Menugaskan tanggung jawab
b. Membuat ukuran kinerja / criteria
c. Mengevaluasi kinerja
d. Memberikan penghargaan
Tiga
(3) jenis system akuntansi pertanggungjawaban, yaitu berdasarkan:
ü Fungsional
ü Aktivitas
ü Strategi
2.
Akuntansi Pertanggung Jawaban Berdasarkan Fungsi dan
Berdasarkan Aktivitas
Akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan fungsi menugaskan tanggungjawab pada unit
organisasional dan menyatakan ukuran
kinerjaberdasarkan factor keuangan. hal ini menekankan perspektif keuangan yang
dikembangkan ketika perusahaan dalam lingkungan relative stabil.
Akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas adalah system akuntansi
pertanggungjawaban bagi perusahaan yang beroperasi terus menuntut perbaikan
pada proses dan menggunakan ukuran kinerja keuangan dan nonkeuangan.
Perbaikan
elemen perelemen dari - pendekatan, yaitu:
a.
Menugaskan
tanggung jawab
Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsi
terfokus pada fungsi unit organisasional dan individu. Dalam suatu system
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas / proses, titik fokusnya berubah dari
unit dan individu ke proses dan tim.
b.
Perbaikan proses
Mengacu pada peningkatan dan penaikan konstan dalam
efisiensi proses yang sudah ada.
c.
Inovasi proses
(rekayasa ulang bisnis)
Mengacu pada kinerja proses dalam suatu acara baru
yang radikal dengan tujuan pencapaian perbaikan dramatis dalam hal waktu,
kualitas, dan efisiensi.
d.
Pembuatan proses
Mengacu pada instalasi suatu proses baru secara
keseluruhan dengan tujuan memenuhi tujuan pelanggan dan keuangan. Perbaikan
proses, inovasi dan pembuatan proses sangat membutuhkan aktivitas dan dukungan
kelompok dan tidak dapat dilakukan secara efektif oleh individu-individu.
e.
Penetapan ukuran
kinerja
Anggaran dan penghitungan biaya standar adalah dasar
criteria aktivitas bagi system berdasarkan fungsional. Bahwa ukuran kinerja
bersifat objektif dan bersifat keuangan. Pertama, ukuran kinerja berorientasi
pada proses yaitu ukuran yang berhubungan dengan proses seperti
waktu proses, kualitas dan
efisiensi. Kedua, standar ukuran kinerja juga distrukturkan untuk mendukung
perubahan. Jadi standar standar bersifat dinamik. Standar berubah untuk
mencerminkan kondisi baru dan tujuan baru serta untuk mempertahankan kemajuan
yang telah direalisasikan.
f.
Pengukuran kinerja
Kinerja diukur dengan membandingkan hasil actual
dengan hasil yang di anggarkan. Waktu, kualitas dan efisiensi merupakan dimensi
penting bagi kinerja. Pengurangan waktu proses yang dihabiskan untuk mengirim
output pada para pelanggan dibanding sebagai dasar. Jadi mengukur hal seperti
siklus waktu dan pengiriman tepat waktu
menjadi penting.
g.
Pemberian
penghargaan
Sistem penghargaan dalam system berdasarkan fungsi
didesain untuk mendorong para individu mengelola biaya untuk mencapai / mengalahkan standar anggaran. Karena proses
perbaikan kebanyakan dicapai melalui usaha tim, penghargaan berdasarkan grup
lebih cocok daripada penghargaan individu.
3.
Akuntansi Pertanggungjawaban Berdasarkan Aktifitas dan
Berdasarkan Strategi
Akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas dapat menampilkan suatu perubahan
signifikan bagaimana tanggung jawab ditempatkan, diukur dan dievaluasi. Sistem
berdasarkan aktivitas perspektif berdasarkan fungsional secara
efektif.
Suatu system akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan
strategi adalah langkah selanjutnya dalam evolusi akuntansi pertanggungjawaban.
Sistem akuntansi pertanggungjawan berdasarkan strategi menerjemahkan
misi strategi organisasi kedalam tujuan operasional dan mengukur 4
perspektif yang berbeda :perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif
proses dan perspektif (pembelajaran dan
pertumbuhan) infrastruktur.
B.
AKUNTANSI
MANAJEMEN
Empat
(4) elemen tanggungjawab untuk system pertanggungjawaban berdasarkan strategi,
yaitu :
a.
Penetapan tanggung
jawab
Berdasarkan strategi mempertahankan perspektif proses
dan keuangan pendekatan berdasarkan aktifitas, namun menambahkan dengan
perspektif pelanggan pembelajaran serta pertumbuhan (infrastruktur)
b.
Pembuatan ukuran
kinerja
Ukuran kinerja harus diintegrasikan sehingga mereka
secara mutualisme konsisten dan ditekankan kembali. Hasilnya, misi, strategi,
dan tujuan perusahaan dapat mengarahkan ukuran kinerja suatu organisasi. Ukuran
yang seimbang berarti bahwa ukuran yang dipilih diseimbangkan antara
v Ukuran yang tertinggal dan ukuran yang memimpin
ü Ukuran yang tertinggal : ukuran hasil, ukuran dari
usaha terdahulu
ü Ukuran yang memimpin : faktor-faktor yang menggerakkan
kinerja masa depan
v Ukuran objektif dan ukuran subjektif
ü Ukuran objektif : ukuran yang dapat dihitung dan
diversifikasi
ü Ukuran subjektif : agak sulit dihitung dan lebih
bersifat penilaian pribadi
v Ukuran eksternal dan internal
ü Ukuran eksternal, berhubungan dengan pelanggan dan
pemegang saham
ü Ukuran internal, berhubungan dengan proses kemampuan yang menciptakan nilai bagi
pelanggan dan pemegang saham.
c.
Pengukuran kinerja
Dalam system pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas,
ukuran kinerja berorientasi pada proses.
d.
Pemberian
penghargaan
Cara memberikan penghargaan dalam latar multidimensi
masih sedang dieksplorasi. Contohnya adalah untuk tidak membayar bonus jika
kinerja actual kurang dari nilai minimum atas ukuran kinerja. Munculnya
akuntansi aktivitas adalah faktor utama yang
dibutuhkan untuk pengoperasional system akuntansi pertanggungjawaban perbaikan
berkelanjutan.
4.
Manajemen Berdasaarkan Aktifitas
Pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan
perhatian manajemen pada aktivitas dengan tujuan perbaikan nilai pelanggan
untuk laba yang dicapai dengan menyediakan nilai ini yang meliputi penghitungan
biaya produk dan analisis produk dan analisis nilai proses. Dimensi proses memberikan
informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan dan
seberapa baik dikerjakannya
C.
ANALISIS NILAI
PROSES
Analisis nilai
proses merupakan landasan akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktifitas.
Hal ini lebih memfokuskan pada akuntabilitas aktivitas, bukan pada biaya dan
hal ini menekankan maksimalisasi kinerja system yang luas bukan pada kinerja
individual.
1. Analisis Nilai Proses
a.
Analisis Penggerak
Setiap aktivitas memiliki input dan output. Input
aktivitas adalah sumber-sumber yang dipakai oleh aktivitas dalam memproduksi
output. 4utput aktivitas adalah hasil / produk suatu aktivitas. Contoh :
aktivitas menulis program computer, inputnya adalah programmer, computer,
printer dan outputnya adalah menjadi program computer.
Analisis
penggerak adalah usaha yang dikeluarkan untuk mengidentifikasikan factor$faktor
yang merupakan akar penyebab biaya
aktifitas. Contoh : penyebab dari biaya perpindahan bahan adalah tata letak pabrik. Setelah akar
penyebab diketahui tindakan dapat diambil untuk memperbaiki aktivitas yaitu
mengatur ulang tata letak pabrik
b.
Analisis Aktivitas
Analisis
aktifitas adalah proses pengidentifikasian, penjelasan dan pengevaluasian
aktifitas yang perusahaan lakukan.
Aktifitas dapat diklasifikasikan
sebagai berikut
1)
Aktifitas bernilai
tambah
Aktifitas-aktifitas yang perlu untuk
dipertahankan dalam bisnis disebut aktivitas bernilai tambah. Suatu aktivitas
yang dapat diubah diklafikasikan sebagai
nilai tambah jika secara simultan memenuhi 3 kondisi : aktivitas yang
menghasilkan perubahan, perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas
yang sebelumnya, aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk
dilakukan.
2)
Aktivitas tak
bernilai tambah
Karena
peningkatan persaingan banyak
perusahaan cenderung untuk
menghapus kegiatan yang tak bernilai tambah karena hanya menambah biaya yang
tidak perlu dan mengganggu kinerja, perusahaan juga mengoptimalkan aktivitas
yang bernilai tambah.
Contoh aktivitas tak bernilai tambah :
Ø Penjadwalan : Suatu aktivitas yang menggunakan waktu
dan sumber daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki akses untuk
pemrosesan dan berapa banyak yang akan diproduksi
Ø Pemindahan : Suatu aktivitas yang menggunakan waktu
dan sumber daya untuk memindahkan bahan, barang dalam proses dan barang jadi
dari suatu departemen ke departemen yang lain.
Ø Penantian : Suatu aktivitas dimana suatu bahan /
barang dalam proses menggunakan waktu dan sumber daya dengan menunggu proses selanjutnya.
Ø Pengawasan : Suatu aktivitas dimana waktu dan sumber daya dikeluarkan untuk memastikan
bahwa produk memenuhi spesifikasi.
Ø Penyimpanan Suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan
sumber daya ketika barang dan bahan disimpan dalam persediaan.
2.
Pengurangan Biaya
(Cost Reduction)
Perbaikan berkelanjutan mencakup tujuan pengurangan
biaya. Usaha untuk menurunkan biaya dari produk dan proses yang ada disebut
sebagai penghitungan biaya kaizen.
a. Analisis aktifitas dapat menurunkan biaya dengan 4
cara, yaitu :
1)
Penghapusan aktiva
Berfokus pada aktifitas tidak bernilai tambah. Setelah
aktifitas yang tidak menambah nilai teridentifikasi, ukuran harus diambil untuk
menghindarkan organisasi dari aktifitas ini.
2)
Pemilihan
aktifitas
Melibatkan pemilihan diantara aktifitas yang berbeda
karena strategi bersaing. Strategi berbeda menyebabkan aktifitas yang berbeda.
Setiap strategi desain produk memiliki aktifitasnya sendiri dan biasa yang
berhubungan. jika semua hal lain setara maka desain strategi yang berbiaya
paling rendahlah yang harus dipilih.
3)
Pengurangan
aktifitas
Mengurangi waktu dan sumber daya yang dibutuhkan oleh
aktifitas. Pendakatan untuk menurunkan aktifitas seharusnya secara primer
ditujukan pada perbaikan aktifitas yang diperlukan atau strategi jangka pendek
untuk perbaikan aktifitas tak bernilai tambah sampai kegiatan ini dapat
dihapuskan.
4)
Pembagian
aktifitas
Meningkatkan efisiensi aktifitas yang diperlukan
dengan menggunakan skala ekonomi. Contoh, suatu produk baru dapat dirancang
untuk menggunakan komponen yang telah digunakan oleh produk lain. Dengan
menggunakan komponen yang telah ada, aktifitas yang berhubungan dengan komponen
ini sudah ada dan perusahaan menghindar pembuatan aktifitas yang baru.
b. Pengukuran Kinerja Aktifitas
Ukuran kinerja aktifitas muncul dalam bentuk keuangan
dan non keuangan. Ukuran ini dirancang untuk menilai seberapa baik suatu
aktifitas dikerjakan dan hasil yang dicapai. Selain itu untuk menyatakan apakah
terjadi perbaikan yang konstan ukuran kinerja aktifitas berpusat pada tiga
dimensi utama.
Ø Efisiensi :
Terfokus pada hubungan
input aktivitas dengan output aktivitas
Ø Kualitas :
Mengacu pada aktivitas yang dilakukan secara benar pada saat pertama kali
dikerjakan
Ø Waktu : Dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas juga merupakan hal yang penting, lebih banyak waktu biasanya lebih
banyak sumberdaya yang dipakai dan sedikit kemampuan untuk merespon permintaan
pelanggan.
c. Pengurangan Biaya Tak Bernilai Tambah dan Biaya
Bernilai Tambah
Pengurangan biaya tak bernilai tambah adalah suatu
cara untuk meningkatkan efisiensi aktifitas. Suatu sistem akuntansi perusahaan
seharusnya membedakan antara biaya bernilai
tambah dan biaya tak bernilai tambah karena memperbaiki kinerja
aktifitas membutuhkan penghapusan aktifitas tak bernilai tambah dan
mengoptimalkan aktifitas yang bernilai tambah, oleh karena itu, suatu
perusahaan seharusnya
mengidentifikasi dan secara
formal melaporkan biaya yang bernilai tambah dan yang tidak bernilai
tambah dari setiap aktifitas. Penulusuran biaya secara tepat waktu
AKUNTANSI MANAJEMEN
Memungkinkan para manager untuk menilai efektifitas
program manajemen aktifitas mereka. Biaya bernilai tambah adalah satu-satunya
biaya yang seharusnya ada disuatu organisasi. Standar bernilai tambah
memerlukan penghapusan penuh aktivitas tak bernilai tambah. Standar bernilai
tambah juga memerlukan penghapusan penuh aktivitas yang tidak efisien, meskipun
aktivitas tersebut perlu namun ketidakefisienan terus berjalan. Oleh
karena itu, standar bernilai
tambah mengidentifikasi output aktivitas optimal. Mengidentifikasi
output aktivitas optimal membutuhkan pengukuran output aktivitas. Biaya
bernilai tambah dapat dihitung dengan mengalikan kuantitas standar bernilai
tambah dengan standar harga (standar price-SP) dan biaya tak bernilai tambah
dapat dihitung sebagai perbedaan antara output aktual tingkat aktivitas
(activity Quantity-AQ) dan tingkat
bernilai tambah (SQ) dikalikan dengan biaya standar per unit.
Rumus ini ditunjukkan dibawah ini
• Biaya
bernilai tambah = SQ x SP
• Biaya
tak bernilai tambah = (AQ-SQ)SP
Ket SQ ; tingkat output bernilai tambah suatu
aktivitas.
SP ; harga standar per unit ukuran output
aktivitas
AQ ; kuantitas aktual yang digunakan untuk
sumber
daya yang fleksibel.
D.
PELAPORAN TREND
Saat para manajer melakukan tindakan untuk memperbaiki
aktivitas, apakah pengurangan biaya berjalan sesuai yang diharapkan?. Satu cara
untuk menjawab pertanyaan adalah membandingkan biaya setiap aktivitas sepanjang
waktu. Tujuannya adalah perbaikan aktivitas sebagaimana diukur dengan
pengurangan biaya dan sehingga kita dapat melihat pengurangan biaya tak
bernilai tambah dari periode ke periode dengan syarat analisis aktivitasnya
efektif.
Laporan trend mengatakan bahwa pengurangan biaya
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Teknologi baru, rancangan baru, dan
inovasi lainnya dapat mengubah sifat aktivitas tak bernilai tambah dan tingkat
bernilai tambah dapat diubah juga. Jadi, sebagaimana cara baru untuk pebaikan
dapat muncul, standar bernilai tambah juga dapat diubah.
E.
PERANAN STANDAR
KAIZEN
Perhitungan biaya kaizen mengacu pada pengurangan
biaya produk dan proses yang ada. Dalam istilah operasional, hal ini diartikan
kedalam pengurangan biaya tak bernilai tambah. Pengontrolan proses pengurangan biaya ini dipenuhi melalui
pengulangan penggunaan dua sub siklus utama : (1) siklus perbaikan
berkelanjutan atau kaizen dan (2) siklus pemeliharaan.
Standar kaizen mencerminkan perbaikan yang
direncanakan untuk periode berikut. Siklus pemeliharaan mengikuti urutan
standar - lakukan - periksa - bertindak (standard – do – check – act ).
F.
BENCHMARKING
Pendekatan lain untuk pembuatan standar yang digunakan
untuk membantu mengidentifikasi
peluang aktivitas disebut
benchmarking. benchmarking menggunakan praktik terbaik
sebagai standar untuk mengevaluasi kinerja aktivitas.
Tujuan benchmarking adalah untuk menjadi yang terbaik
dalam melakukan aktivitas dan proses. Jadi, benchmarking seharusnya juga melibatkan perbandingan dengan para
pesaing atau industri lain.
G.
MANAJEMEN
KAPASITAS AKTIVITAS
Kapasitas
aktivitas adalah berapa
kali suatu aktivitas
dapat dilakukan. Penggerak
aktivitas mengukur kapasitas aktivitas. Sebagai contoh, penginspeksian barang
sebagai aktivitas.
H.
PENGHITUNGAN
ANGGARAN BIAYA DAUR ULANG
Dalam kenyataannya, paling sedikit 90% atau lebih
biaya yang berhubungan dengan suatu produk termasuk dalam tahap pengembangan
dari daur hidup produk. Daur hidup produk secara sederhana adalah waktu keberadaan
produk, dari pengongsepan hingga tidak terpakai. Biaya daur hidup produk adalah
semua biaya yang berhubungan dengan produk untuk keseluruhan daur hidupnya.
Penghitungan biaya hidup keseluruhan menekankan pada
manajemen keseluruhan rantai nilai. Rantai nilai adalah kumpulan aktivitas yang
dibutuhkan untuk merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan melayani
suatu produk (atau jasa). Jadi manajemen biaya daur hidup memfokoskan pada
aktivitas pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing jangka
panjang.
Biaya
keseluruhan daur hidup memiliki empat elemen,
a. biaya
yang tidak muncul lagi
b. biaya
manufaktur
c. biaya
logistic
d. biaya
pasca-pembelian dari pelanggan
1.
Peranan
Penghitungan Biaya Target (target cost)
Manajemen biaya daur hidup menekankan pada penurunan
biaya, bukan pada pengendalian biaya. Biaya target adalah perbedaan antara
harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa pasar yang telah
ditentukan terlebih dahulu dan laba
per unit yang diinginkan.singkatnya, biaya tatget
adalah suatu alat khusus yang berguna untuk pembuatan tujuan penurunan biaya.
Ada
tiga metode penurunan harga yang secara khusus digunakan:
a. Rekayasa berlawanan : memilah produk
pesaing untuk mencari lebih banyak keistimewaan
rancangan yang membuat
penurunan harga
b. Analisis nilai : menaksir nilai yang ditempatkan pada
berbagai fungsi produk oleh pelanggan.
c. Perbaikan proses : proses perencanaan ulang untuk
memperbaiki efisiensi dapat memberikan sesuatu untuk mencapai kebutuhan
penurunan biaya.
2.
Balanced Scorecard
: Konsep Kerja
Balanced Scorecard : system manajemen strategis yang
mendefinisikan system akuntansi pertanggungjawaban
berdasarkan strategi. Balanced scorecard menerjemahkan misi dan strategi
organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat
perspektif.
a. Penerjemah Strategi
Strategi, menurut pembuat kerangka kerja balanced scorecard, diartikan sebagai :
”…pemilikan segmen pasar dan pelanggan yang unit
bisnis akan layani, pengidentifikasian
proses kritikal inernal dan bisnis yang memberikan proposisi nilai kepada
pelanggan dalam segmen pasar sasaran, dan memilih kemampuan individual dan
organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan.
“
Dengan kata lain, strategi adalah pengspesifikasian
hubungan yang diinginkan oleh manajemen di antara empat perspektif.
b. Peranan Ukuran Kinerja
Ukuran kinerja berasal dari visi, strategi, dan tujuan
perusahaan. Ukuran-ukuran ini harus diseimbangkan antara ukuran output dan
ukuran kepastian (penggerak kinerja), antara ukuran objektif dan subjektif,
antara ukuran eksternal dan ukuran internal, dan antara ukuran keuangan dan
nonkeuangan. Ukuran kinerja juga harus secara berhati-hati dihubungkan dengan
strategi organisasi. Hal tersebut akan memberikan keuntungan signifikan bagi
organisasi.
c. Menghubungkan Ukuran Kinerja dengan Strategi
Penyeimbangan ukuran mengharuskan ukuran untuk
dihubungkan dengan strategi organisasi. Sebagai contoh, penyeimbang ukuran
output dengan penggerak kinerja penting untuk dapat menghubungkannya dengan
strategi organisasi . pada prinsipnya yang paling penting dari hubungan adalah
penggunaan hubungan sebab-akibat. Strategi yang dapat diuji dicapai dengan
menyusun ulang strategi ke dalam suatu hipotesis sebab-akibat yang dinyatakan
dalam suatu urutan pernyataan jika-maka.
Contohnya :
“jika para perekayasa
desain menerima pelatihan
kualitas, maka mereka dapat
merencanakan ulang produk untuk menurunkan jumlah unit yang dicatat; jika
jumlah unit yang cacat turun, maka kepuasan pelanggan akan meningkat; jika
kepuasan pelanggan meningkat, maka pangsa pasar akan meningkat; jika pangsa
pasar meningkat, maka penjualan akan meningkat; jika penjualan meningkat, maka
laba akan meningkat
Gambaran
ukuran kerja dalam empat perspektif
Pelanggan
Proses
Infrastruktur
Keempat perspektif mendefinisikan strategi organisasi.
>ebih lanjut baha keempat perspektif memberikan struktur atau kerangka
kerja untuk mengembangkan suatu ukuran kinerja yang terintegrasi dan kohersif. %kuran ini, begitu
dikembangkan, menjadi berarti bagi pengartikulasian dan pengkomunikasian
strategi organisasi ke para pegaai dan manajer. %kuran ini, juga bertujuan
untuk mensejajarkan tujuan dan tindakan individual dengan tujuan dan inisiatif
organisasi.
3.
Empat Perspektif
dan Ukuran Kinerja
a.
Perspektif
Keuangan
Tujuan
|
Ukuran
|
Pertumbuhan pendapatan:
a. Kenaikan jumlah produk baru
b. Membuat aplikasi baru
c. Mengembangkan pelanggan dan pasar baru
d. mengadopsi strategi harga baru
|
a. Persentase pendapatan dari produk baru
b. Persentase
pendapatan dari aplikasi baru
c. Persentase pendapatan dari sumber baru
d. profatibilitas produk dan pelanggan
|
b.
Perspektif
Pelanggan
Tujuan
|
Ukuran
|
Utama :
a.
Peningkatan
pangsa pasar
b.
Peningkatan
retensi pelanggan
c.
Peningkatan akuisi pelanggan
d.
Peningkata3n profatibilitas pelanggan
|
a.
Pangsa Pasar (persentase pasar)
b.
Persentase pertumbuhan bisnis dari pelanggan yang
ada
c.
Persentase
pelanggan yang kembali
d.
Jumlah pelanggan baru
e. Tingkat dari survey pelanggan
f.
Profatibilitas pelanggan
|
Nilai
kinerja :
a.
Penurunan harga
b.
Penurunan biaya paca-pembelian
c.
Perbaikan
fungsi produk
d.
Perbaikan kualitas produk
e.
Peningkatan keandalan pengiriman
f.
Perbaikan kesan dan reputasi
|
Nilai
kinerja :
a.
Biaya pasca-pembelian
b.
Tingkat dari survey pelanggan
c.
Persentase pengembalian
d.
Persentase pengiriman tepat waktu
e.
Jadwal yang tidak terpenuhi
f.
Tingkat dan survey pelanggan
|
c.
Perspektif Proses
Tujuan
|
Ukuran
|
Inovasi:
a. Peningkatan jumlah produk baru
b. Peningkatan produk yang dimiliki
c. Penurunan waktu pengembangan produk baru
|
a. Jumlah produk baru vs yang direncanakan
b. Presentase pendapatan dari produk yang dimiliki
c. Waktu pemasaran (dari awal sampai akhir)
|
Operasional:
a. Peningkatan kualitas proses
b. Peningkatan efisiensi proses
c. Penurunan waktu proses
|
a. Biaya kualitas hasil output persentase unit
cacat
b. Trend biaya unit output/input
c. Waktu siklus dan velositas
|
Pelayanan pasca penjualan:
a. Peningkatan kualitas pelayanan
b. Peningkatan efisiensi pelayanan
c. Penurunan waktu pelayanan
|
a. Pertama langsung berhasil
b. Trend biaya output/input
c. Waktu siklus
|
d.
Perspektif
Pembelajaran dan Pertumbuhan
Tujuan
|
Ukuran
|
Peningkatan kemampuan pegawai
|
a. Tingkat kepuasan pegawai
b. Persentase pergantian pegawai
c. Produktifitas pegawai
d. Rasio strategis cakupan pekerjaan
|
Peningkatan motivasi dan pensejajaran
|
a. Saran per pegawai
b. Saran perpegawai yag dilaksanakan
|
Peningkatan kemampuan system informasi
|
a. Persentase proses dengan kemampuan merespons
balik dalam waktu nyata
b. Persentase pegawai menghadapi pelanggan dengan
akses online ke informasi pelanggan dan produk
|
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa BSC adalah
satu metode yang bisa dibilang jauh lebih baik dari pada metode konvensional
dikarenakan tidak hanya mengukur aspek financial semata, tapi juga dapat
mengetahui parameter lain yang dapat menghasilkan profitabilitas bagi
organisasi di masa yang akan datang. Sehingga dapat menjaga sustainbilitas
organisasi yang lebih terjamin.
Meskipun BSC mempunyai beberapa keunggulan dan
kelemahan tersendiri, tetap saja metode BSC tetap diakui merupakan sistem
manajemen kinerja terbaik, yang membantu setiap bagian dalam organisasi untuk
menerapkan strategi organisasi menjadi tindakan operasional dan hasil yang
jelas. Metode BSC bukan sekedar sistem manajemen kinerja biasa, tetapi alat
untuk mengimplementasikan strategi secara efektif. Masalah utama yang dihadapi
organisasi bukanlah menyusun atau memformulasikan strategi, melainkan bagaimana
mengimplementasikan strategi itu secara efektif. Betapapun indahnya strategi
organisasi, tetapi kalau pelaksanaannya tidak baik, hasilnya akan tetap buruk.
Sebaliknya, strategi organisasi yang sederhana namun diterapkan secara ekselen,
maka hasilnya akan sangat luar biasa.
Kesimpulan akhirnya adalah BSC di satu sisi memecahkan
berbagai hambatan organisasi, namun di sisi lain hanya menghasilkan kegagalan,
bilamana tidak dilaksanakan dengan menghilangkan hambatan-hambatan tesebut.
Masih banyak catatan lain yang perlu jadi acuan di dalam mengimplementasikan
sistem manajemen kinerja Balanced Scorecard.
Mau internetan tapi menghasilkan uang? silahkan gabung ke https://join-adf.ly/21147763
BalasHapus